Selasa, 24 November 2009

SYARAH AQIDAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH



SYARAH AQIDAH AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH


Bismillaahirrahmaanirrahiim

1. PENGERTIAN AHLUS SUNNAH WALJAMA’AH.

Ahlus Sunnah adalah orang-orang yang menempuh pola hidup seperti yang pernah ditempuh oleh Rasulullah S.A.W, mereka kuat untuk memegang dan iktiba (mengikuti) Sunnah Nabi dan para Sahabatnya, dengan menghindari segala perkara-perkara yang baru dan bid’ah dalam agama.

Orang-orang yang mengikuti jejak Rasulullah S.A.W dapat dikatakan sebagai ath-Thaaifatul Mansyuurah ( golongan yang mendapatkan pertolongan Allah) atau al-Firqatun Naajiyah ( golongan yang selamat) atau Ghurabaa ( umat terasing)

Sabda Rasulullah S.A.W
Senantiasa ada segolongan dari umatku yang selalu menegakan perintah Allah, tidak akan mencelakai mereka orang yang tidak menolong mereka dan orang yang menyelisihi mereka sampai datang perintah Allah dan mereka tetap di atas yang demikian itu.(Al-Baa’its Alaa inkaaril bida; wal hawadits hal 91-92)

Sabda Rasulullah S.A.W
Islam awalnya asing, dan kelak akan kembali asing sebagai mana awalnya, maka beruntunglah bagi orang-orang asing tersebut (HR.Muslim dari sahabat Abu Huraira)

Abdullah bin Amr bin Ash berkata bahwa Rasul bersabda
Orang-orang yang shalih yang berada ditengah banyaknya orang-orang yang jelek, orang yang mendurkai mereka lebih banyak daripada yang mentaati mereka. (HR.Ahmad)

Rasulullah S.A.W bersabda
Yaitu, orang-orang yang senantiasa memperbaiki umat ditengah-tengah rusaknya manusia. (HR.Abu Ja’far ath-Thahawi)

Istilah Ahlus Sunnah ini sudah ada sejak generasi pertama Islam pada masa Rasulullah S.A.W yaitu masa Sahabat, Tabi’in, Tabiut Tabi’in. mereka yang dihidup pada masa 3 generasi tersebutlah yang dikatakan generasi Shalaf (terdahulu).

Siapa saja yang mengikuti semua akhlak dan cara beragama, cara pemahaman Al-Qur’an dan hadist seperti yang telah dilakukan oleh ketiga generasi tersebut, maka mereka termasuk kedalam pengikut shalaf atau shalafi atau Ahlus Sunnah, namun siapa saja yang mengaku shalafi atau pengikut shalaf tetapi mereka tidak berperilaku seperti yang dicontohkan oleh ketiga generasi tersebut maka mereka bukanlah shalafi atau Ahlus Sunnah.

2. KAIDAH DAN PRINSIP AHLU SUNNAH WALJAMA’AH DALAM MENGAMBIL DAN MENGGUNAKAN DALIL

a. Sumber Aqidah adalah Kitabullah, dan Sunnah Rasulullah S.A.W yang shahih dan ijma Shalafus shaleh

b. Setiap sunnah yang shahih, yang berasal dari Rasulullah S.A.W wajib diterima, walaupun sifatnya ahad.

Al-Qur’an surat Al-Hasyr ayat 7
“…..dan apa-apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah ia. Dan apa-apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkan…”.

c. Yang menjadi rujukan dalam memahami Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah nash-nash (teks Al-Qur’an dan hadist) yang menjelaskannya, pemahaman shalafush shalih dan para imam yang mengikuti jejak mereka, serta dilihat arti yang benar dari bahasa arab. Jika hal tersebut sudah benar, maka tidak dipertentangkan lagi dengan hal-hal yang sifatnya berupa kemungkinan menurut bahasa.

d. Prinsip-prinsip utama dalam agama ( Ushuluddin ), semua telah dijelaskan oleh Nabi . Siapapun tidak berhak untuk mengadakan sesuatu yang baru, yang tidak ada contoh sebelumnya, apalagi sampai mengatakan hal tersebut bagian dari agama. Allah telah menyempurnakan agama-Nya, wahyu telah terputus dan kenabian telah ditutup, sebagaimana firman Allah

Alquran Surat Al-Maidah ayat 3
“ Pada hari ini telah kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhoi Islam itu jadi agama bagimu”

Sabda Rasulullah S.A.W
Barang siapa yang mengada-ada dalam urusan (agama) kami ini, sesuatu yang bukan bagian darinya, maka amalannya tertolak ( HR.Bukhari dan Muslim )

e. Berserah diri (taslim), patuh dan taat hanya kepada Allah dan Rasul-Nya, secara lahir dan bathin. Tidak menolak sesuatu dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih, (baik menolak) dengan qiyas (analog), perasaan, Kasyf (iluminasi atau penyingkapan tabir rahasia sesuatau yang ghaib), ucapan seseorang syaikh, ataupun pendapat imam-imam lainya.

f. Dalil ‘aqli ( akal ) yang benar akan sesuai dengan dalil naqli (shahih), sesuatu yang qath’i (pasti) dari kedua dalil tersebut, tidak akan bertentangan selamanya. Apabila sepertinya ada pertentangan diatara keduanya, maka dalil naqli lebih diutamakan.

g. Bertengkar dalam masalah agama itu tercela,akan tetapi mujadalah (berbantahan) dengan cara yang baik itu masyru’ah (disyariatkan). Dalam hal yang jelas (ada dalil dan keterangannya dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah) dilaarang berlarut-larut dalam pembicaraan panjang tentangnya, maka wajib mengikuti ketetapan dan menjauhi larangannya. Dan wajib menjauhkan diri untuk tidak berlarut-larut dalam pembicaraan yang memang tidak ada ilmu bagi seorang muslim tentangnya ( misal tentang sifat Allah, Qadha dan Qadhar, Ruh dan sebagainya ).

h. Kaum muslimin wajib senantiasa mengikuti manhaj (metode) Al-Qur’an dan As-Sunnah dalam menolak sesuatu, dalam hal aqidah dan dalam menjelaskan suatu masalah. Oleh karena itu, suatu bid’ah tidak boleh dibantah dengan bid’ah, kekurangan tidak boleh dibantah dengan berlebih-lebihan atau sebaliknya.

i. Setiap perkara yang baru dalam agama yang tidak ada sebelumnya adalah bid’ah, setiap bid’ah sesat dan setiap kesesatan berada dalam neraka.

3. KARAKTERISTIK AHLUS SUNNAH WALJAMA’AH

a. Keotentikan Sumbernya

ini dikarenakan aqidah Ahlus Sunnah semata-mata hanya bersandarkan kepada Al-Qur’an, hadist dan ijma’ ulama salaf dan penjelasan dari mereka. Ciriciri ini tidak terdapat dalam aliran mutakallimin (pengagung ilmu kalam), ahli bid’ah, dan kaum shufi yang selalu bersandar pada akal pikiran. Mereka menjadikan semua sebagai patokan dalam maslah yang ghaib.

b. Berpegang teguh pada prinsip berserah diri kepada Allah dan kepada rasul-Nya.

Aqidah adalah masalah yang ghaib, dan hal yang ghaib itu hanya tegak dan bersandar kepada kepasrahan (taslim) serta keyakinan sepenuhnya (mutlak) kepada Allah (dan Rasul-Nya). Maksudnya, hal tersebut adalah diberitakan Allah dan Rasul-Nya (wajib diterima dan diyakini sepenuhnya). Taslim merupakan ciri dan sifat kaum beriman yang karenanya mereka dipuji oleh Allah.

Surat Al-Baqarah ayat 2-3
“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka”

Perkara yang ghaib itu tidak dapat dijangkau oleh akal, oleh karena itu Ahlus Sunnah membatasi diri dalam aqidah kecuali kepada berita dan wahyu yang datang dan sudah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya

c. Sejalan dengan fitrah yang suci dan akal yang sehat

hal itu karena Ahlus Sunnah berdiri diatas prinsip ittiba (mengikuti), iqtida’ (meneladani) dan berpedoman kepada petunjuk Allah, bimbingan Rasilullah dan generasi salaf.aqidah alussunnah bersumber dari fitrah yang suci dan akal yang sehat serta pedoman yang lurus. Sementara keyakinan lain aqidahnya berdasarkan hayalan dan dugaan yang membutakan fitrah dan membingungkan akal belaka.

d. Mata rantai sanadnya sampai kepada Rasulullah S.A.W, para sahabatnya, para Tabi’in. serta para Imam yang mendapatkan petunjuk.

Semua prinsip yang dipegang oleh Ahlus Sunnah mempunyai dasar atau sanad atas contoh dari para sahabat dan salaf. Sementara aqidah golongan lain merupakan hal yang baru dan tidak mempunyai sandaran Al-Qur’an dan sunnah.

e. Jelas dan Gamblang

Aqidah Ahlus Sunnah mempunyai ciri yang khas dan gamblang, bebas dari kontradiksi dan ketidakjelasan, jauh dari filsafat serta kerumitan kata dan maknanya. Karena aqidah Ahlus Sunnah bersumber dari firman yang sangat jelas yang tidak datang kepadanya kebathilan baik dari belakang maupun depan. Bersumber dari sabda Rasulullah S.A.W yang beliau tidak pernah berbicara dengan hawa nafsunya.

f. Bebas dari kerancuan, kontradiksi, dan kesamaran

Aqidah Ahlus Sunnah bersumber dari wahyu, kekuatan hubungan para penganutnya dengan Allah, realisasi ubudiyyah (penghambaan) hanya kepada-Nya semata, penuh tawakal kepada-Nya, kekokohan keyakinan mereka terhadap al-Haqq (kebenaran) yang dimiliki. Orang yang meyakini dan memahami aqidah dan manhaj Ahlus Sunnah dengan benar maka tidak ada kebingungan dan tidak ada keraguan dan Inya Allah akan jauh dari syubhat dalam beragama

g. Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah merupakan faktor utama bagi kemenangan dan kebahagian abadi di dunia dan akhirat.

Aqidah Ahlus Sunnah Waljama’ah merupakan faktor utama bagi terealisasikan kesuksesan, kemenangan dan keteguhan bagi siapa saja yang menganutnya dan menyerukan kepada ummat manusia dengan penuh ketulusan, kesungguhan dan kesabaran

Sabda Rasulullah S.A.W
Akan tetap ada satu golongan dari umatku yang berdiri tegak di atas al-haqq (kebenaran), tidak akan membahayakan bagi mereka orang-orang yang tidak menghiraukan mereka hingga datang perintah Allah dan mereka tetap seperti itu. (HR.Muslim, HR at-Tirmidzi)

h. Aqidah Ahlus Sunnah Waljama’ah adalah aqidah yang dapat memeprsatukan umat

Aqidah Ahlus Sunnah merupakan jalan yang paling baik untuk menyatukan kekuatan umat muslim, kesatuan barisan, dan mereka memperbaiki apa-apa yang rusak dari urusan agama dan dunia. Hal ini dikarenakan aqidah Ahlus Sunnah mampu mengembalikan mereka kepada Al-Qur’an dan sunnah Rasul, serta jalannya para Sahabat.

i. Utuh, kokoh dan tetap langgeng sepanjang masa

Aqidah Ahlus Sunnah Waljama’ah adalah utuh dan sama dalam masalah prinsip sepanjang masa dan akan tetap seperti itu hingga hari kiamat kelak. Artinya aqidah Ahlus Sunnah selalu sama, utuh, terpelihara baik secara riwayat maupun keilmuannya, kata-kata maupun maknanya. Ia diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya tanpa mengalami perubahan , pencampuradukan, kerancuan dan tidak mengalami penambahan atau pengurangan.

j. Allah menjamin kehidupan yang mulia bagi orang yang menetapi aqidah Ahlus Sunnah Waljama’ah.

Apabila berada dalam naungan Ahlus Sunnah akan mendatangkan rasa aman dan kehidupan yang mulia. Hal ini karena aqidah Ahlus Sunnah senantiasa menjaga keimanan kepada Allah sebagai satu-satunya yang berhak diibadahi dengan benar. Orang yang beriman dan bertauhid akan mendapatkan rasa aman, kebaikan, kebahagian dunia dan akhirat.

Allah berfirman dalam surat Al-An’aam ayat 82.
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”


Sumber Ringkasan : Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Pustaka Imam Asy-Syafi’i : 2008


Demikianlah penjelasan mengenai aqidah Ahlus Sunnah Waljama’ah semoga dapat bermanfaat oleh pembaca baik dunia maupun akhirat. Insya Allah.

Penulis memohon maaf kepada penulis dan penerbit buku Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah sekiranya mengkopi dan meringkas kembali serta menyebarluaskannya. Karena tidak ada maksud tertentu kecuali hanya sebagai kewajiban dalam menyampaikan dan mengharap Ridho Allah S.W.T.



Wassalam


Ali Wardani, Se


BENARKAH ALLAH S.W.T DAPAT MENYATU DENGAN MANUSIA ?


Benarkah Allah dapat Menyatu dengan Manusia. ( Wihdatul Wujud) ?...

Ada beberapa kelompok Islam yang meyakini bahwa Allah dapat menyatu dengan tubuh manusia ( wihdatul wujud ) sehingga orang yang mempunyai ilmu yang tinggi dapat melakukan hal tersebut…”kata mereka”. Benarkah itu?
Dalam kajian singkat ini kita coba uraikan apa dan bagaimana sebenarnya paham dan keyakinan golongan tersebut berdasarkan Alquran dan Hadist yang ditafsirkan oleh ulama-ulama Shalafush shaleh. Semoga kita selamat dari hal yang sesat dan menyesatkan umat. Insya Allah

Surat Al A’raf 143
Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu[565], dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman".

Dalam Kitab Tafsir Ibnu Katsir diuraikan mengenai ayat tersebut bahwa “Para mufassirin ada yang mengartikan yang nampak pada gunung itu ialah kebesaran dan kekuasaan Allah, dan ada pula yang menafsirkan bahwa yang nampak itu hanyalah cahaya Allah. Bagaimanapun juga nampaknya Tuhan itu bukanlah nampak makhluk, hanyalah nampak yang sesuai sifat-sifat Tuhan yang tidak dapat diukur dengan ukuran manusia”.

Ayat di atas adalah satu contoh kalau Allah akan memperlihatkan kekuasaan diriNya diatas gunung, namun apa yang terjadi ? gunung tempat Allah akan memperlihatkan itu hancur berantakan. Apa yang akan terjadi jika Allah akan menyatu dengan tubuh manusia ?. kemungkinan besar manusia itu akan hancur seperti debu…Wallahu alam.

Kaitannya Wihdatul Wujud dengan kemunculan Dajjal

Adapun keyakinan yang menyatakan bahwa Allah akan menyatu dengan manusia adalah suatu keyakinan yang sangat jauh dari yang di ajarkan oleh Rasulullah SAW.
Keyakinan seperti ini adalah tipu daya dari syetan untuk menjerumuskan kedalam kemusrikan. Dan ini juga sebagai tahap awal dalam membantu proses kemunculan Dajjal di akhir zaman. Bahwa Dajjal akan keluar untuk menyesatkan umat manusia dengan mengaku bahwa Allah telah menyatu kedalam tubuhnya. Ini dibuktikan oleh Dajjal dengan menunjukan kesaktian-kesaktian (sihir-sihirnya) kepada orang-orang yang mengikutinya sehingga akan membuat pengikutnya menjadi yakin bahwa Dajjal itu adalah tuhan mereka. ( Semoga kita selamat dari fitnah Dajjal )

Mari kita sama sama mengingatkan kepada saudara-saudara kita bahwa kita sudah berada di ujung kehidupan dunia dan hanya Allah yang tahu kapan dunia ini akan berakhir. Berbagai tanda tanda kecil dari Kiamat telah dapat kita saksikan bersama seperti kerusuhan-kerusuhan dan peperangan, bencana-bencana alam, munculnya penyakit-penyakit aneh, maksiat dan kemungkaran dilakukan dengan terang-terangan, syirik yang berkedok ustadz dan kiay, ayat-ayat Allah ditukar dengan kekafiran, dicampur adukan antara Haq dan Bathil dan masih banyak lainnya.

Tidak satu ayatpun dalam Alquran dan Sunnah yang menyatakan bahwa orang beriman yang telah mencapai tahap keimanan teritinggi akan mendapatkan kesaktian seperti kesaktian dalam menyembuhkan penyakit, kesaktian dalam ilmu kebal, kesaktian dalam pelaris dagangan, kesaktian dalam ramalan jodoh, nasib, rezeki dan sebagainya.. Orang yang beriman saja tidak mungkin memiliki ilmu yang menjadi hak Allah, apalagi orang yang tidak beriman, maka sangat mustahil itu terjadi. Namun itu semua hanyalah rekayasa Syetan agar manusia terjerumus kedalam Syirik.
Ada yang berpendapat bahwa kesaktian tersebut adalah Karomah dari Allah. Mari kita bedakan antara kesaktian dengan karomah.

Perbedaan Karomah dan Sihir

Bahwa Karomah dan Mukjizat hanya diberikan kepada orang tertentu atas kehendak Allah seperti Rasul dan Wali. Karomah tidak dapat diminta dan dilakukan atas keinginan sendiri, maka dari itu karomah tidak dapat dilakukan berulang-ulang.

Sedangkan sihir adalah datangnya dari Syetan. Sihir dapat dipindahkan dari satu orang ke orang lain. Sihir dapat dilakukan berulang-berulang tanpa terbatas dan sihir dapat dipertontonkan kepada banyak orang. Contoh Orang yang memiliki sihir seperti Dukun, Tukang ramal, pesulap, ahli santet, ahli hipnotis, ahli ilmu kebal. Merekalah yang disebut dengan wali-wali syetan.

Pada Salah satu stasiun TV Indonesia telah menayangkan secara langsung suatu acara yang kental dengan nuansa syirik dengan tema “master of ……” acara ini disaksikan oleh jutaan bahkan puluhan juta umat Islam di Indonesia. Banyak umat yang tertipu dengan tayangan tersebut karena dikemas seolah-olah tidak mengandung unsur syirik dengan menggunakan istilah “bukan sihir, bukan sulap dan tanpa mantra”. Padahal tayangan tersebut sudah jelas menjerumuskan kita kedalam kesesatan. Ini adalah salah satu upaya dalam memuluskan kemunculan Dajjal dan inipun bentuk sambutan “ucapan selamat datang” bagi Dajjal. ( Ya Allah selamatkan kami dari fitnah Dajjal )

Contoh lain bentuk wihdatul wujud adalah dalam sebuah lirik lagu yang diciptkan oleh A. Dhany ( dewa19) dengan judul lagunya “Satu”

Cinta ini adalah cintaMu. Aku ini adalah diriMu. Jiwa ini adalah jiwaMu. Rindu ini adalah rinduMu. Darah ini adalah darahMu
Tak ada yang lain selain diriMu Yang selalu ku puja. Ku sebut namaMu di setiap hembusan nafasku Ku sebut namaMu, ku sebut namaMu ….
Dengan tanganMu aku menyentuh. Dengan kakiMu aku berjalan. Dengan mataMu aku memandang Dengan telingaMu aku mendengar Dengan lidahMu aku bicara Dengan hatiMu aku merasa

Dalil yang menyatakan bahwa kesaktian, mukjizat dan hal Ghaib hanya milik Allah SWT

Al Ankabut ayat 50
Dan orang-orang kafir Mekah berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya mukjizat-mukjizat dari Tuhannya?" Katakanlah : "Sesungguhnya mukjizat- mukjizat itu terserah kepada Allah. Dan sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan yang nyata".

Surat Yunus ayat 20
Dan mereka berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu keterangan (Mukjizat) dari Tuhannya?" Maka katakanlah: "Sesungguhnya yang ghaib itu[682] kepunyaan Allah, sebab itu tunggu (sajalah) olehmu, sesungguhnya aku bersama kamu termasuk orang-orang yang menunggu.

Surat Saba ayat 48
Katakanlah "Sesungguhnya Tuhanku mewahyukan kebenaran. Dia Maha Mengetahui segala yang ghaib

An-Naml 65
Katakanlah "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.

Allah SWT tidak dapat dilihat di dunia

Nabi besar Muhammad SAW belum pernah berjumpa langsung dengan Allah ini didasarkan pada hadist yang diriwatkan oleh Muslim.

Hadis riwayat Aisyah ra.:
Dari Masruq ia bercerita: Ketika aku bertelekan di sisi Aisyah, Aisyah berkata: Wahai Abu Aisyah, ada tiga hal barang siapa yang membicarakan salah satunya, maka ia berbohong besar atas Allah. Aku bertanya: Tiga hal apa itu? Aisyah menjawab: (Pertama) barang siapa yang menyangka bahwa Muhammad saw. melihat Tuhannya, maka ia berbohong besar atas Allah. Aku mulanya bersandar, santai, lalu duduk sambil berkata: Hai Ummul mukminin, tunggu, jangan tergesa-gesa! Bukankah Allah telah berfirman Dan sesungguhnya ia melihatnya di ufuk yang terang. Dan sesungguhnya ia telah melihatnya di waktu lain. Aisyah berkata: Aku adalah orang pertama umat ini yang menanyakan hal itu kepada Rasulullah SAW. Beliau bersabda: Itu adalah Jibril AS. aku tidak pernah melihatnya dalam bentuk aslinya, kecuali dua kali ini. Aku melihatnya turun dari langit, besarnya menutupi cakrawala antara langit dan bumi. Aisyah melanjutkan: Apakah engkau belum pernah mendengar firman Allah: Dia tidak dapat dicapai oleh mata, sedangkan Dia dapat melihat segala yang kelihatan. Dia Maha halus dan Maha mengetahui. Tidakkah engkau mendengar firman Allah: Tidak mungkin bagi manusia berbicara dengan Tuhannya kecuali dengan perantaraan wahyu, di belakang hijab (maksudnya hanya mendengar suara), atau mengutus malaikat untuk mewahyukan apa saja yang diinginkan-Nya kepada manusia. Sesungguhnya Dia Maha tinggi dan Maha bijaksana. Aisyah berkata lagi: (Kedua) barang siapa yang menyangka bahwa Rasulullah saw. menyembunyikan sebagian isi Kitabullah (Alquran), maka ia berbohong besar atas Allah. Allah berfirman: Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan oleh Tuhanmu. Dan jika engkau tidak melakukan (perintah itu) maka engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Kemudian Aisyah melanjutkan: (Ketiga) barang siapa yang menyangka bahwa Rasulullah saw. diberi tahu tentang apa yang akan terjadi besok, maka ia berbohong besar atas Allah. Allah berfirman: Katakanlah Tidak ada sesuatu pun di bumi dan di langit yang mengetahui perkara gaib kecuali Allah
Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim [Bahasa Arab saja]: 259

Mari kita tanyakan dan perbaiki diri kita sendiri

Apakah kita termasuk kedalam umat Nabi Muhammad yang sesungguhnya ?.
Nabi telah mengingatkan kepada kita bahwa Umat Islam akan terpecah belah menjadi 73 golongan dan hanya 1 golongan yang benar.
Umat yang benar itu adalah yang berpegang teguh dan mengamalkan Alquran dan Sunnah, dan setiap perbuatan dan amalannya juga tidak bertentangan dengan yang dicontohkan oleh Rasul dan Sahabat-sahabatnya.
Apapun golongannya kalau keyakinannya sudah bertentangan dengan Alquran dan Sunnah maka itulah yang termasuk kedalam 72 golongan yang sesat.

Apakah kita termasuk kedalam orang yang meyakini hari akhir?.
Apakah kita termasuk kedalam orang yang akan menjadi pengikut Dajjal ?.


Sampaikan Olehmu suatu kebenaran walaupun hanya satu ayat..
Ya Allah.. saksikanlah bahwa kami telah menyampaikannya…
Jangan lupa sampaikan kepada saudara yang lain.

Mohon bantuan koreksi bila ada kesalahan baik dalam penulisan maupun maksud dan tujuan..


Ali Wardani, Se